Jumat, 19 Februari 2016

Lupa Bersyukur ?








malam itu hujan turun dengan tidak pedulinya kepada kegiatan manusia, menghentikan dengan menjatuhkan butir-butirnya sesuka hati. tepat jam 7 malem mulai mereda masih dengan gerimis yang konstan. malem itu gue harus berangkat les. gue gada jas hujan atau pun payung. dan dengan mikir-mikir yang lumayan agak ngambang, akhirnya, gue memutuskan untuk pergi dengan memakai jaket. sepanjang perjalanan gue diem ( ya iya karna gue cuma sendiri ). oke lanjut, entah karna gerimisnya yg gimana atau tempat les yang jauh dari kost gue. jaket gue basah total. gue bawa motor emang santai banget. alhasil gue dengan bawa motor santai ini mulailah pikiran yang kemana-mana. pas gue ngelewatin toko ayam 3 huruf itu, muncul lah manusia-manusia dengan keluar dari kencana mereka, ketawa dengan riangnya dan gue yg kedinginan dari jauh. muncul lah pikiran gue " wah, enak banget " gue pun tetap melajukan motor gue dengan santai. mobil, motor, buibu, orang pacaran sampe orang kelihatan jomblo melewati gue. setelah melewati lampu merah, di depan gue ada seogok manusia dengan gulali bewarna pink yang bergantungan di sepedanya. hujan tetap turun, dari belakang ga terlalu jelas gue melihat sosok itu kurus, mengayuh sepedanya seakan tak ada hujan, dengan topi yang melekat dikepalanya, baju garisgaris yang sudah basah kuyup. tidak peduli dengan sekitarnya, dengan lalu lalangnya kendaraan melewati beliau.
gue seakan di tampar, gue yang menggunakan jaket berasa banget dingin. nah sedangkan kakek ini ?
terbuat dari apa kulit beliau ini.
tanpa pikir panjang, tanpa mikir gue bawa uang apa engga. gue berniat membeli gulali beliau karna pikir gue jika jualan beliau ini cepat habis maka cepat pula beliau pulang dan mengeringkan badannya. gue pun sedikit melajukan motor gue melewati beliau dan menunggu ditepi jalan, beliau seakan mengerti maksud gue dengan semangat ia mengayuh sepedanya dengan pandangan mata yang dalem. berhenti di dekat gue. gue menatap dalam mata beliau dengan kulit yang mulai kendur dan tatapan mata yang berbinar, dan senyum tipis dengan baju yang sudah semakin basah dan buih hujan yang jatuh.
beliau pun bertanya,
" mau beli ini ya, dik ? " dengan senyum tipisnya.
" iya kek. satu berapa ? "
" enam ribu. mau berapa ? "
 gue langsung menggeledah saku jaket, celana gue. berharap menemukan uang. dan gue cuma nemu 3 ribu rupiah. mampus pikir gue. gerimis tetap gamau kalah.
gue buka tas gue, berharap ada uang nyelip atau ada keajaiban.
akhirnya gue nemuin uang 20ribu.
" tiga kek "
 belilau memilihkan gulali yang masih utuh karna sebagian dari gulalinya sudah mengecil mungkin karna terkena angin atau apa pun itu. gue cuma memperhatikan mimik wajah beliau, tersebit kedinginan dari tubuh bahkan mukanya sangat jelas.
setelah beliau memberikan gulali kepada gue, dengan tangan yang bergetar beliau mengambil uang dari gue. mencari kembaliannya.
dengan senyum yang melebar beliau berterimah kasih dan bersiap untuk mengayuh sepedanya lagi.
dalam hati gue cuma bisa berdo'a.

benar-benar tergampar hati gue, sebelum ketemu kakek tadi gue dengan sengaknya seakan tidak bersyukur dengan keadaan gue, seakan buta tidak melihat mereka.

seminggu setelah kejadian ini, dibawah gerimis sore. kejadian ini seakan terulang lagi. ditempat yang berbeda dan sesosok kakek yang berbeda pulang.
kakek yang duduk di persimpangan jalan dengan sepeda lengkap dengan keranjang pisangnya, duduk di tanah beralaskan karung.

gue semakin berpikir dan terasa, apa gue sudah bersyukur selama ini ?
apakah gue sudah melakukan apa harus gue lakukan untuk bermanfaat ?
gue pernah berada dititik terendah gue, seperti mereka.


"bersyukur adalah cara mudah untuk bahagia" tapi kita sering kali melupakan itu, seakan-akan hal itu sangat sulit.
kita hanya menjalani hari-hari seakan seperti biasanya.


dan kepada kalian yang sering kali lupa akan bersyukur.
marilah liat instagram : ketimbang ngemis

( gue bukan salah satu admin atau pengurus atau apa pun dari akun tersebut, gue hanya follower yang tergampar hatinya ketika melihat aku tersebut )