Kepada sang
maya
Aku
menuturkan kata ku dibingkaian figura milik mu ini, melukiskan gambaran indah
di pojok dinding mu.
Ini sebagai
simbol, lambang, apa pun itu, ini untuk mu.
Untuk mu
yang telah menarik aku kepada pusaran dunia mu.
Menjadi
indah hingga konyol.
Dunia mu
ini!
Sungguhlah
aneh.
Aku menjumpai
hal yang tak pernah aku duga,
Mendapatkan
apa yang tak pernah ku harapkan.
Apakah aku
harus berterimakasih pada mu?
Sang maya,
katakanlah.
Kau
mengaitkan ku pada manusia manusia yang berbeda.
Jauh disana
tapi di dunia mu begitu nyata
Membuat ku
konyol, menyayangi mereka.
Yang tak
pernah ku tangkap dengan gapaian nyata bukan sebuah bayangan.
Bagaimana
aku mendiskripsikan tentang hal ini ?
Apa sama
seperti udara atau air ?
Tak bisa ku
gengggam tapi bisa ku rasakan?
Oh bukan!
Udara sangat dekat dengan ku, bukan terhalang jarak begini
Apa sama
dengan mimpi indah yang terlalu indah ?
Oh tidak!
Ini nyata, aku merasakan sakit hingga menggores hati.
Kebahagian
hingga melukiskan kenangan sampai nanti aku mati.
Sedih ku
begitu nyata dalam dunia mu.
Bahagia ku
apalagi mengalahkan sedih nyata-nya.
Aku tak
pernah menyentuh ujung tubuhnya, melihat sedikit pun seringgai senyuman,
bermain bersama menatap aliran matanya tanpa terhalang benda baku.
Tapi dia
nyata, membentuk dunia sendiri di dalam hati.
Sang Maya!
Kau telah berhasil menarik ku pada dunia mu.
Kekuatan
dewa mana yang telah kau gunakan?
Sihir apa
yang telah kau pakai?
Aku
kehilangan sesosok dalam dunia mu, maya.
Dan aku
menangis dalam dunia nyata ku.
Aku jatuh
dan terluka dalam dunia mu, maya.
Dan mengalir
darah, berbentuk goresan yang nyata di hati.
Padahal
dunia mu, tak tergapai di dalam dunia ku.
Aku
mengkhawatirkan sesosok yang tak pernah ku sentuh.
Memikirkan
seorang yang tak pernah tertangkap oleh mata sebenernya.
Dan
sekarang, ku pertanyakan.
Apakah
penghuni dunia mu menertawakn ku, maya ?
Karna telah
menulis ini, mencurahkan isi apa yang tergambar. Tanpa adanya kemunafikan yang ditutupi.
Silahkan,
karna aku yakin. Bukan aku saja yang termabukkan oleh sihir mu.
"Kekuatan mu ada dalam komunikasi, dunia maya.
Dan kelemahan ku adalah membawa
komunikasi itu ke dalam hati, hingga
terbentuk nyata dan melahirkan rasa."
Dan kau
hanya membentengi ku dengan jarak dan waktu.
Andai saja
dewa maxsimus dapat membantu ku. Mungkin aku akan merengguh mu. Tapi aku hanya
seogok yang tak ber-apa-apa.
Ingat, aku
pernah mengalahkan mu sekali. Dan aku akan mengalahkan mu berkali-kali lagi.
Dan
sekarang, sampaikan kepada makhluk dari dunia mu.
Bahwa aku
telah jatuh padanya.
Kepada mu,
sang maya.
Terimakasih
dan aku ingin memukul mu karna telah mendorong ku ke zona mu.
Terimakasih
telah memberi ku makhluk dari dunia mu.
Dan aku
seperti gila.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar