Minggu, 17 Januari 2016

Dunia Maya



Kepada sang maya
Aku menuturkan kata ku dibingkaian figura milik mu ini, melukiskan gambaran indah di pojok dinding mu.
Ini sebagai simbol, lambang, apa pun itu, ini untuk mu.

Untuk mu, sang Maya.
Untuk mu yang telah menarik aku kepada pusaran dunia mu.
Menjadi indah hingga konyol.

Dunia mu ini!
Sungguhlah aneh.
Aku menjumpai hal yang tak pernah aku duga,
Mendapatkan apa yang tak pernah ku harapkan.
Apakah aku harus berterimakasih pada mu?
Sang maya, katakanlah.
Kau mengaitkan ku pada manusia manusia yang berbeda.
Jauh disana tapi di dunia mu begitu nyata
Membuat ku konyol, menyayangi mereka.
Yang tak pernah ku tangkap dengan gapaian nyata bukan sebuah bayangan.
Bagaimana aku mendiskripsikan tentang hal ini ?
Apa sama seperti udara atau air ?
Tak bisa ku gengggam tapi bisa ku rasakan?
Oh bukan! Udara sangat dekat dengan ku, bukan terhalang jarak begini
Apa sama dengan mimpi indah yang terlalu indah ?
Oh tidak! Ini nyata, aku merasakan sakit hingga menggores hati.
Kebahagian hingga melukiskan kenangan sampai nanti aku mati.
Sedih ku begitu nyata dalam dunia mu.
Bahagia ku apalagi mengalahkan sedih nyata-nya.
Aku tak pernah menyentuh ujung tubuhnya, melihat sedikit pun seringgai senyuman, bermain bersama menatap aliran matanya tanpa terhalang benda baku.
Tapi dia nyata, membentuk dunia sendiri di dalam hati.
Sang Maya! Kau telah berhasil menarik ku pada dunia mu.
Kekuatan dewa mana yang telah kau gunakan?
Sihir apa yang telah kau pakai?
Aku kehilangan sesosok dalam dunia mu, maya.
Dan aku menangis dalam dunia nyata ku.
Aku jatuh dan terluka dalam dunia mu, maya.
Dan mengalir darah, berbentuk goresan yang nyata di hati.
Padahal dunia mu, tak tergapai di dalam dunia ku.
Aku mengkhawatirkan sesosok yang tak pernah ku sentuh.
Memikirkan seorang yang tak pernah tertangkap oleh mata sebenernya.


Dan sekarang, ku pertanyakan.
Apakah penghuni dunia mu menertawakn ku, maya ?
Karna telah menulis ini, mencurahkan isi apa yang tergambar. Tanpa adanya kemunafikan  yang ditutupi.
Silahkan, karna aku yakin. Bukan aku saja yang termabukkan oleh sihir mu.

"Kekuatan mu ada dalam komunikasi, dunia maya.
Dan kelemahan ku adalah membawa
komunikasi itu ke dalam hati, hingga terbentuk nyata dan melahirkan rasa."

Dan kau hanya membentengi ku dengan jarak dan waktu.
Andai saja dewa maxsimus dapat membantu ku. Mungkin aku akan merengguh mu. Tapi aku hanya seogok yang tak ber-apa-apa.

Ingat, aku pernah mengalahkan mu sekali. Dan aku akan mengalahkan mu berkali-kali lagi.

Dan sekarang, sampaikan kepada makhluk dari dunia mu.
Bahwa aku telah  jatuh padanya.

Kepada mu, sang maya.
Terimakasih dan aku ingin memukul mu karna telah mendorong ku ke zona mu.
Terimakasih telah memberi ku makhluk dari dunia mu.
Dan aku seperti gila.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar